Dream story
Sudah dua kali aku bermimpi di suatu mimpi itu aku bertemu dengan orang orang yang aku kagumi dari awal sekolah ku, di situ aku berminpi telah bekerja di suatu perusahaan yang aku tekuni selama di sekolah.
Aku juga heran kenapa aku memimpikan itu padahal aku cuma mengagumi mereka layaknya fans yang mengidolakan artis, di dunia asli aku sama sekali tidak tegur sapa pada meraka tapi di mimpi ini aku merasakan sakit yang begitu dalam sampai terbawa kedunia nyata.
Perkenalkan namaku dimas anak smk kelas satu di bandung jawa barat, badan ku cuma 168 aku tidak gemuk dan tidak kurus kulit ku putih kecoklatan dan aku terbilang bukan lah mahluk sempurna yang bisa mendapatkan apa pun yang aku ingin kan.
Dan mimpi ku anehnya sama dengan apa yang aku rasakan kini bahkan membuat aku terbawa perasaan, senin kemarin adalah pertama kalinya mimpiku yang aneh berasal dari sekolah ku yang bernama ROYAL GENS.
Sekolah ku ini berpendidikan seperti orang luar negri yang mengharuskan siswa siswinya terpisah sekolah dan pengajarnya pun sama, jadi aku berada di satu sekolah yang notabenya lelaki semua dari berbagai kalangan.
Awal aku masuk sekolah ini aku sangatlah pendiam tidak ada teman sana sekali dan hanya memperhatikan guru menjelaskan mata pelajaran, tapi ada teman sebang ku ku yang sangat cerwet tapi aku senag mempinyai temanseperti dia.
Namanya adalah ega dia adalah teman satu bangku denganku hanya dialah yang menemanai ku di sekolah ini, karna sekolah ini punya asrama yang menghususkan semua siswanya berada di satu tempat yang sama.
Ega berpenampilan sagat lah rapi tingi ega 179 aku seperti kurcaci bila disejajar berdiri di dampingya, kulit ega sama dengan ku tapi badanya kurusan dia dari pada aku tapi dia sangat modis dalam berpakaian jadi orang meliahatnya sangat lah good look.
Aku sebagai murit yang pendiam sangat lah mengidamkan pergaulan seperti yang lain dan banyak teman, disisi lain aku juga mengidamkan otak yang biasa saja seperti ega teman sebangku ku.
Aku terbilang pintar dalam segala mata pelajaran dan sangat besar rasa ingin tahu ku, karna itu para guru di sekolah ku sanagtlah bangga kepada ku walau aku baru satu semester berada di sekolah ini. Dan murid yang lain menjadi iri pada ku karena aku menjadi omongn para guru disini.
Orang yang iri pada ku adalah alfin aku berci badanya dia itu lebih berisi dan terlihat sempurna dengan tinggi badan 170, kulitnya putih dan bersih rambutnya di sisir ke atas manambah karismanya membuat mukanya tambah pirus.
Dia selalu membuat ku risih jika dia berada di sekolah dia selalu membicarakan ku dari belakan bahkan dia adalah heaters sahabat ku ega, karna ega adalah ketua kelas di kelas kita dan memberikan pekerjaan jika tida ada guru dikelas dengan peraturan ketat yang membuatnya menjadi bahan omelan jika dia tidak mau patuh pada ega.
Alfin selalu baik terhadap semua orang yang dekat dekatnya tapi aku tau dia hanya berpura pura baik, aku pun jadi engan denganya apa lagi dia menemani aku saat di asrama jika ega tidak ada.
Mencoba mengikuti apa yang aku suka dan mengikuti semua kegiatan yang aku lakukan selama di asrama, aku sebagai orang biasa jadi aku tangapi saja apa yang ia bicarakan pada ku bahkan aku seakan menikmati candanya yang sangat menusuk perasan orang di sekitarnya.
Sehinga membuat aku nyaman di buatnya sedangkan ega juga menikmati candanya juga, tapi tetap saja ega selalu tegas di kelas tidak ada kata pengampunan jika ada yang tidak mengerjakan tugas.
Alfin mendekati ku untuk berteman denganya tapi aku sangat lah tau dia cuma mau memanfat kan ku untuk nilainya dan membuatnya tenar di kalangan para guru, setiap pelajaran dia tanyakan pada ku saat ujian karna dia satu bangku dengan ku saat ujian.
Samapai aku seakan terjerumus dengan kata katanya dan saking nyamanya aku selalu bersamanya saat libur sekolah pun aku dia ajak jalan jalan kota, ega dan aku seakan makain jauh karena dia selalu berada di dekat ku sampai ega bilang pada ku bahwa aku suka sama alfin.
Saat ega bilang saperti itu aku tidak bisa bicara apa apa aku hanya bisa mengelak karna ku juga bingung akan prasan ku, ega hanya tertawa mendengar alasan ku dan mengatakan kapan mau nembak.
Ega mengatakan pada ku itu hal biasa di sekolah ini suka sama lelaki karena tidak ada wanita disekolah ini, dan banyak dari murid di sekolah ini pacaran sesama jenis itu juga wajar kata ega.
Dimas : aku enga suka sama dia ga lgian dia kan lelaki aku suka sama wanita kali ga.
Ega : jangan begitu mas aku sudah tau ko kamu suka sam alfin yakan?
Dimas: dia cuma mau belajar supaya nilainya makin bagus karena orang tuanya, lagian juga dia punya pacar kan?
Ega: idih ko kamu tau kalo dia punya pacar, kamu tau banget kayanya.
Dimas: orang dia yang kasih tau ke aku ko.
Ega: kamu tuh manis tau, banyak senior yang ngomonin kamu tau di asrama kamu nya aja enga tau.
Dimas: manis apa aku jelek tau pendek, pake kaca mata, dan enga suka bergaul lagi.
Ega: nah itu yang di cari sama senior, karena aku sahabat mu aku ditanya berbagai macap pertanyaan tentang kamu dimas.
Dimas: ya ampun aku enga tau maaf ya ega, aku juga enga ada niatan buat jadi tenar.
Ega: tuh kan kamu jadi pede abis, kamu kapan mau nembak nih nanti aku loh yang nembak.
Dimas: ehh jangan, alfin kan udah punya cewe.
Ega: ciye, terus misalnya dia belom punya pacar gimana?? Kamu mau?.
Dimas: enga mau, lagian aku kan normal.
Ega: ia terserah kamu lah dimas kan normal, tapi jangan menyesal ya kamu.
Semenjak itu aku jadi sering memperhatikan orang orang di sekitar ku yang mungkin memperhatikan ku saat aku diam, ternyata benar adanya ada lima murid kelas dua memperhatikan ku sedang asik makan di jam istirahat dan mereka muali menghampiri ku saat itu juga.
Aku jadi semakin takut jadinya dan dada ku semakin berdebar kencang bahkan tidak bisa berhenti berdebar, mereka tersenyum melihat kearah ku dan aku balas tersenyum lalu mereka lewat begitu saja.
Untung saja mereka tidak duduk di samping ku karena aku sedang sendiri tidak ada kedua teman ku itu yang menemani ku, aku pun fokus lagi pada acara makan siang ku dan membaca buku yang aku pinjam di perpus sekolah.
....: hay kamu dimas ya anak kelas satu.
Dimas: emm ia, aku dimas kenapaya?
....: enga apa apa ko aku cuma mau nyapa aja.
Dimas: ohh yaudah kalu begitu.
......: kenalin aku nur aku kelas satu juga dan kelas ku berada di samping kelas mu.
Dimas: salam kenal.
Nur: kamu lagi baca apa sih dimas??
Dimas: ohh, aku lagi baca buku plajaran kewarga begaraan.
Nur: emang bener gosip yang beredar ya?.
Dimas: kamu tau juga tentang gosip aku.
Nur: kamu marah ya, maaf ya aku cuma pengen kenal kamu ko.
Dimas: banyak yang mau kenalan sama aku dua hari ini, jadi aku biasa aja ko tenag aja.
Nur: makasih ya, aku dengar kamu lagi dekat ya sama alfin?
Dimas: gosip kamu dengerin, alfin cuma temen biasa ko sama kaya ega.
Nur: masa sih, hehehe maaf ya aku jadi soktahu.
Dimas: ia enga apa apa.
Nur: dimas aku pergi kekelas ya, sampai jumpa.
Dimas: ia sampai jumpa.
Nur: oh ia kamu dapet salam dari bam, yang pernah tabrakan di perpus.
Dimas: bam?, bam?, aku lupa tapi salam balik aja.
Semakin hari aku jadi terbiasa dengan hal tersebut banyak juga para senior yang menghampiri ku dan meminta nomer ku dengan berbagai macam cara, aku hanya tersenyum saja melihat tingkah mereka yang mencoba mendekati aku.
Dan aku juga penasaran terhadap yang namanya bam memangnya aku pernah bertemu dia?, sepertinya pernah coba aku ingat ingat emmm, emmm, ahhhh aku ingiat dua minggu aku sekolah disini aku pernah bertabraka. Dengan seseorang di perpus yang tingginya sama dengan ku tapi badanya rada kecil dari pada aku itu toh yang namanya bam.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar